''KONSTRUKSI DAN TEKNIK
PENGOPERASIAN ALAT
TANGKAP MINI PURSE
SEINE DI DESA TABLOLONG KECAMATAN KUPANG BARAT
KABUPATEN KUPANG-NUSA
TENGGARA TIMUR''
PRAKTEK KERJA LAPANG
PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN
KELAUTAN
Sebagai
Salah Satu Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Perikanan
Di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas
Brawijaya
Oleh:
REGI HERRY TAIMENAS
NIM. 105080213111013
FAKULTAS PERIKANAN DAN
ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kabupaten
Kupang merupakan salah satu dari 15 Kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur yang terletak pada koordinat 121030’00”
- 124011’00” Bujur Timur, dan 09019’00” - 10057’00”
Lintang Selatan dengan panjang
garis pantai Kabupaten Kupang kurang lebih 456 km dan memiliki luas perairan
laut sekitar 7.178,28 km2. Potensi lestari sumberdaya ikan di
perairan Kabupaten Kupang adalah sebesar 60.000 ton/tahun dengan tingkat
pemanfaatan baru mencapai sekitar 14.932,65 ton (24,89 %) pada tahun 2003
(Kaleka, 2006).
Disamping itu, perairan Kabupaten
Kupang merupakan daerah penangkapan yang baik untuk jenis ikan pelagis.
Berbagai jenis kapal dan alat tangkap dengan ukuran yang berbeda/bervariasi
terdapat disana. Salah satunya adalah kapal purse seine yang mengoperasikan
alat tangkap mini purse seine. Alat tangkap ini cukup mendomisili di daerah
tersebut.
Desa Tablolong merupakan salah satu
dari 11 desa yang termasuk dalam Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang.
Hampir semua penduduk di Desa Tablolong adalah Suku Rote (Kabupaten Rote Ndao)
yang merantau dan menetap di Desa Tablolong dan mayoritas mata pencahariannya
adalah sebagai nelayan (perikanan tangkap dan budidaya). Sumberdaya ikan yang
terdapat di Desa Tablolong adalah sangat bervariasi, tetapi yang banyak
dieksploitasi adalah jenis ikan pelagis diantaranya
adalah ikan teri (S.
commersonnii),
ikan kembung lelaki (R.
kanagurta),
layang (D.
russelli),
selar (C.
leptolepis),
tongkol (E.
affinis) dan cakalang (K.
pelamis).
Untuk
mengeksploitasi jenis-jenis ikan tersebut
di Perairan Desa Tablolong, masyarakat desa pada umumnya menggunakan alat
tangkap mini purse seine (pukat cincin). Alat tangkap jenis ini sangat efektif
dalam menangkap jenis ikan pelagis yang hidupnya suka bergerombol (shoaling pelagic species).Selain sangat
efektif, alat tangkap jenis ini juga dapat menangkap ikan dalam jumlah lebih
banyak jika dibandingkan dengan alat tangkap yang lain (gill net, pancing dan bubu).Purse Seine disebut juga “pukat
cincin” karena alat tangkap ini dilengkapi dengan cincin untuk mana “tali kolor” atau “tali kerut” dilalukan di
dalamnya. Fungsi cincin dan tali kerut/tali kolor ini penting terutama pada
waktu pengoperasian jaring. Sebab dengan adanya tali kerut tersebut jaring yang
tadinya tidak berkantong akan terbentuk kantong pada bagian bawah jaring
(Mudtahid, 2003).
Adanya
dominan pengoperasian alat tangkap mini purse seine untuk mengeploitasi potensi
perikanan yang cukup besar di Desa Tablolong, maka penulis ingin melakukan kegiatan Praktek Kerja
Lapang (PKL) dengan tujuan untuk mengetahui keunikan atau karakteristik dari
teknik pengoperasian alat tangkap mini purse seine di Desa Tablolong.
1.2 Tujuan
Tujuan
dari kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) dengan judul Teknik Pengoperasian Alat
Tangkap Mini Purse
Seine di Desa Tablolong, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang-NTT
adalah untuk mengetahui
konstruksi dan teknik pengoperasian alat tangkap mini purse seine yang ada di Desa
Tablolong, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang-NTT.
1.3 Kegunaan
Adapun
kegunaan dari Praktek Kerja Lapang (PKL) ini adalah sebagai berikut :
- Bagi mahasiswa, yaitu sebagai informasi sehingga diharapkan dapat menambah wawasan, pengetahuan serta keterampilan secara teknis bagi mahasiswa tentang konstruksi dan teknik pengoperasian alat tangkap mini purse seine yang sebenarnya.
- Bagi instansi yang bersangkutan, dapat digunakan sebagai sumber informasi untuk melengkapi data (spesifikasi) tentang alat tangkap mini purse seine yang terdapat di instansi yang bersangkutan.
- Bagi Masyarakat, dijadikan bahan acuan untuk meningkatkan produktivitas perikanan mini purse seine di daerah setempat.
1.4 Tempat, Waktu/Jadwal Pelaksanaan
Praktek
Kerja Lapang (PKL) ini dilaksanakan di Desa Tablolong, Kecamatan Kupang
Barat, Kabupaten Kupang-NTT
dan dilakukan pada tanggal 15 Juli
sampai dengan 05 Agustus 2013.
No
|
Bulan
|
April
|
Mei
|
Juni
|
Juli
|
Agustus
|
September
|
||||||||||||||||||
Kegiatan
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
|
1
|
Survei
lapang
|
||||||||||||||||||||||||
2
|
Studi
literatur
|
||||||||||||||||||||||||
3
|
Penyusunan proposal
|
||||||||||||||||||||||||
4
|
Pelaksanaan PKL
|
||||||||||||||||||||||||
5
|
Pengumpulan data
|
||||||||||||||||||||||||
6
|
Penyusunan laporan
|
BAB II
METODE PRAKTEK KERJA LAPANG
2.1 Pengumpulan
Data
2.1.1 Metode Pengambilan Data
2.1.1 Metode Pengambilan Data
Pengumpulan data dalam Praktek Kerja
Lapang (PKL) ini dilakukan dengan metode
deskriptif (descriptive methode). Metode deskriptif yaitu metode yang
menggambarkan atau mendeskripsikan suatu obyek yang diamati dengan menggunakan
data sampel atau populasi tanpa melakukan analisis terhadap data tersebut.
2.1.2 Teknik Pengambilan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akanmendapatkan data
yang memenuhi standar data yang ditetapkan (Sugiyono, 2011).
Sebagaimana yang telah dikemukakan sebelumnya, data memiliki peranan
yang penting bagi penarikan kesimpulan dalam penelitian, pencarian informasi,
dan pengambilan keputusan. Karena itulah, data untuk menunjang pencapaian
beberapa tujuan tersebut harus bisa diperoleh. Bagaimana data yang diperlukan
tersebut bisa didapatkan, terdapat beberapa cara untuk itu. Beberapa cara yang
mungkin ditempuh untuk memperoleh data di antaranya adalah melalui observasi,
wawancara, peneybaran Kuesioner, serta penelusuran literatur (Santosa dan
Hamdani, 2007).
Data yang diambil dalam
Praktek Kerja Lapang ini meliputi data primer dan data sekunder:
A.
Data Primer
Berkaitan dengan data primer ini, kita dapat
mencontohkan data yang diperoleh dari penyebaran Kuesioner kepada para
responden oleh suatu perusahaan jasa pengiriman barang untuk mengetahui
bagaimana tanggapan para pengguna jasanya terhadap kualitas pelayanan yang
telah diberikan selama ini. Seandainya data tentang tanggapan para pengguna
jasa tersebut benar-benar diperoleh dari upaya yang dilakukan sendiri oleh
perusahaan itu, maka data tersebut termasuk data primer. Demikian juga, apabila
seorang peneliti dalam bidang ilmu demografi mendapatkan data penunjang
penelitian dari pengamatan yang dilakukannya bersama para responden, dalam hal
ini menggunakan data primer juga (Santoso dan Hamdani, 2007).
Berikut
beberapa metode dalam memperoleh data primer:
- Observasi. Observasi
sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri-ciri yang spesifik bila
dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan Kuesioner. Kalau
wawancara dan Kuesioner selalu berkomunikasi dngan orang, maka observasi tidak
terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang lain (Sugiyono, 2011). Pengambilan data observasi yang
dilakukan dalam praktek Kerja Lapang (PKL) ini adalah dengan pengambilan data
secara langsung di lapang tentang aktivitas penangkapan antara lain teknik pengoperasian
mini alat tangkap purse seine, konstruksi alat tangkap mini purse seine,
spesifikasi alat tangkap mini purse seine, fishing
ground dan alat bantu penangkapan.
- Wawancara. Wawancara
merupakan proses tanya jawab atau interaksi antara pihak pencari data atau
peneliti selaku pewawancara (interviewer)
dengan responden atau nara sumber yang berposisi sebagai pihak yang
diwawancarai. Wawancara
digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan
studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti. Salah satu cara pengumpulan data yang sering
diterapkan dan dipandang penting perannya adalah wawancara. Dengan demikian,
proses ini hanya dapat terjadi apabila kedua pihak bersedia melaksakan
komunikasi atau terutama pihak yang akan diwawancarai bersedia meluangkan waktu
untuk melakukannya (Santosa
dan Hamdani, 2007). Pengambilan data wawancara yang dilakukan dalam praktek kerja lapang (PKL) ini yaitu dilakukan
dengan bentuk komunikasi langsung terhadap pihak-pihak yang terkait, misal :
Pegawai yang ada di instansi terkait (Dinas Kelautan dan Perikanan
Kaupaten Kupang) dan
kepada nelayan setempat. Wawancara ini meliputi semua hal yang berhubungan dengan
konstruksi dan teknik pengoperasian alat tangkap mini purse
seine.
- Partisipasi
aktif. Partisipasi aktif adalah teknik pengumpulan data yang mengharuskan peneliti melibatkan diri
dalam kehidupan dari masyarakat yang diteliti untuk dapat melihat dan memahami
gejala-gejala yang ada sesuai maknanya (Patilima, 2005). Partisipasi aktif yang dilakukan dalam Praktek
Kerja Lapang (PKL)
ini yaitu dengan mengikuti secara langsung kegiatan operasi
penangkapan
dan mencatat data
perikanan tangkap di
Dinas Perikanan Dan Kelautan Kabupaten Kupang, juga berpartisipasi aktif dengan
nelayan setempat untuk memperoleh data konstruksi dan teknik pengoperasian alat
tangkap purse seine (pukat cincin) yang dilakukan di lapang. .
- Dokumen. Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan,
gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk
tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen
yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain.
Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar,
patung, film, dan lain-lainnya.Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan
metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif (Sugiyono, 2011). Data dokumentasi pada
PKL ini diambil dari laporan tahunan perikanan di Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kupang. Data dasar profil Desa Tablolong, Kecamatan Kupang Barat diambil dari Desa Tablolong.
B. Data Sekunder
Data eksternal yang
digunakan untuk berbagai tujuan bisa didapatkan dari dua sumber. Pertama adalah
sumber data sekunder pribadi (personal
resources). Sumber yang bersifat pribadi bisa berwujud surat, catatan
harian, biografi seseorang, dan juga arsip suatu lembaga atau perusahaan
berkenan dengan kegiatan yang dilaksanakan selama ini. Sedangkan sumber kedua
adalah sumber data sekunder umum sifatnya (public
resources) (Santoso dan Hamdani,
2007).
Data sekunder kegiatan PKL ini diambil dari laporan statistik perikanan tangkap
antara lain data hasil tangkapan purse seine dari tahun ke tahun di Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kupang. Data sekunder juga diambil dari DesaTablolong.
DAFTAR PUSTAKA
Akbar,
Muhammad, 2003. Analisa Kelayakan Usaha
Dan Efisiensi Pada Penggunaan Alat Tangkap Purse Seine Di Kota Pekalongan.
Tesis (tidak dipublikasikan), Semarang. Program Pasca Sarjana Universitas
Diponegoro, Program Studi Magister Manajemen Sumberdaya Pantai
DahuriR,
Solihin Adan Saad S,
2004. Pengelolaan Sumber Daya Wilayah
Pesisir Dan Lautan Secara Terpadu. PT Pradnya Paramita, Jakarta
Faisol,2009. Materi
dan Metode Penelitian
.http://www.damandiri.or.id/file/yuliaistanahunairbab4.pdf.Diakses Pada tgl 04 April 2013.Pukul 19.00 WIB.
Hidayat,
2004. Kajian Unit Penangkapan Purse
Seine Dan Kemungkinan Pengembangannya Di Indramayu. Skripsi (Tidak
Dipublikasikan), Bogor. Institut Pertanian Bogor, Program Studi Pemanfaatan
Sumberdaya Perikanan, Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas
Perikanan Dan Ilmu Kelautan.
Iriana,
D, dan Karwapi, E, 2004. Keterampilan
Perikanan Untuk SPG. Rosda Offset, Bandung.
Kacung,
2008. Proses Pembuatan Bubu Lipat
Rajungan (Portunus SP) Di Balai Besar
Pengembangan Penangkapan Ikan (BBPPI) Semarang Jawa Tengah. Peraktek Kerja
Lapang, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelauatan Universitas Brawijaya, Malang.
Tidak Diterbitkan.
Kaleka,
M,D, 2006. Analisis Pengembangan Armada
Perikanan Tangkap DI Perairan Kabupaten Kupang Nusa Tenggara Timur. Disertasi
(Tidak Dipublikasikan), Bogor. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
KEP/MEN,
2010. Alat Tangkap Ikan Di Wilayah
Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia. Diakses tanggal 26
Februari 2013, pukul 16.00 WIB.
Mudztahid,
Adzwar, 2003. Metode Penangkapan Dan
Alat Tangkap Pukat Cincin (Purse Seine).
Teknika Kapal Penangkap Ikan, SMK Negeri 3 Tegal.
Nabunome W, 2007. Model
Analisis Bioekonomi dan Pengelolaan Sumberdaya Ikan Demersal (Studi Empiris di
Kota Tegal), Jawa Tengah. Tesis (Tidak Dipublikasikan), Semarang. Program
Studi Magister Manajemen Sumberdaya Pantai, Program Pasca Sarjana, Universitas
Diponegoro.
Patilima,
Hamid, 2004. Metode Penelitian
Kualitatif. CV. Alfabeta. Bandung. Halaman 74.
Purbiyantoro,
2001. Kajian Produksi Perikanan Purse
Seine Dalam Kaitannya Dengan Pendapatan Asli Daerah Sektor Perikanan Di Kota
Pekalongan. Tesis (Tidak Dipublikasikan), Semarang. Program Pascasarjana
Universitas Diponegoro, Program Studi Magister Manajemen Sumberdaya Pantai.
Santosa,
P dan Hamdani, M, 2007. Statistika
Deskriptif Dalam Bidang Ekonomi Dan Niaga. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Sudirman,
H dan Mallawa, A, 2004. Teknik
Penangkapan Ikan. Penerbit rineka Cipta, Jakarta.
Sugiyono,
2007. Statistik Untuk penelitian. Penerbit
CV Alfabeta, Bandung.
________,
2011. Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R dan D. Penerbit Alfabeta, Bandung
Surakhmad,
W. 1985. Pengantar Penelitian
Ilmiah-Dasar Metode Teknik. Tarsito, Bandung
Wahyono,
Ari, 2003. Bab II Konflik-Konflik
Kenelayanan DI NTT.Diakses tanggal 26 Februari 2013, pukul 19.00 WIB.
Wiadnya,
G, R, 2011. Pengelolaan Perikanan
Tangkap Dan Kawasan Konservasi Perairan Di Indonesia. Fakultas Perikanan
Dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya.
Post a Comment
Berkomentarlah dengan rapih.